Screening Film – SEJAUH KUMELANGKAH (2019)
Meet the Master kali ini, HelloMotion High School mendapatkan kesempatan untuk melakukan skrining film Sejauh Kumelangkah dan diskusi bersama tokoh utama Andrea Carla Darmawan (Dea, 20th), Indri Alifia Salsabila (Salsa, 20 th), serta sutradara sekaligus produsernya Ucu Agustin. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 Februari 2021 dari pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WIB. Walaupun Dea dan Mbak Ucu sedang berada di Amerika dan malam hari, kegiatan diskusi film berjalan dengan lancar dan sangat seru. Para siswa HelloMotion pun mendapatkan pengalaman baru tentang banyak hal.
Acara dimulai dengan melihat tayangan film Sejauh Kumelangkah yang telah mendapatkan banyak penghargaan di dalam dan luar negeri, salah satunya adalah peraih penghargaan Piala Citra, Festival Film Indonesia dan Best Short Documentary 2019. Film yang dikemas dalam balutan kesederhanaan namun penuh dengan makna. Tidak ada adegan yang didramatisir untuk menarik perhatian penonton. Tapi emosi penonton dipaksa masuk ke dalam film yang suasananya sangat natural. Alur yang mengalir pun tidak memaksa penonton berpikir keras untuk bisa memahami isi cerita. Kejadian di masa sekarang diperagakan oleh masing-masing tokoh, sedangkan kejadian di masa kecil mereka, disajikan dalam karya animasi. Benar-benar real kehidupan nyata dari kedua tokoh, Dea dan Salsa.
Sejauh Kumelangkah ini merupakan karya yang tercipta sebagai perwujudan empati produser terhadap anak disabilitas. Film ini pun disajikan dengan membubuhkan audio description di setiap adegannya, sehingga para penyandang tunanetra (gangguan penglihatan) dapat mengikuti setiap adegan dari film. Selain itu juga diberikan closed caption untuk penyandang tunarungu (gangguan pendengaran).
PERSAHABATAN
Dea dan Salsa sudah menjalin persahabatan sejak Taman Kanak-kanak. Namun, karena orangtua Dea mendapatkan pekerjaan di Amerika, mau tidak mau Dea pun ikut serta bersama mereka. Sedangkan Salsa, tinggal di Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di sekolah negeri di daerah Jakarta. Untuk memudahkan Salsa pergi sekolah, ia pun memutuskan untuk tinggal di asrama tunanetra milik Dinas Sosial.
Dea memiliki orangtua yang sangat peduli. Orang di sekitar Dea selalu siap untuk membantunya dalam memenuhi segala kebutuhannya. Sampai pada suatu waktu, Dea merasa dirinya harus berusaha untuk mandiri. Karena ia sadar bahwa tidak selamanya dia akan bersama orangtuanya. Oleh karena itu, Dea memutuskan untuk mengikuti summer camp. Di sinilah Dea belajar banyak hal, salah satunya adalah kemandirian.
Berbeda cerita dengan Salsa yang tinggal di Indonesia. Hari-hari di sekolah dilaluinya, walaupun dengan cukup berat. Salsa yang di kelas ditempatkan duduk bersama temannya yang mengalami tunarungu dan mendapatkan kesulitan dalam berkomunikasi. Hal ini sangat memberatkan hari-hari Salsa di sekolah. Selain itu, pada saat mencatat atau mengerjakan tugas, Salsa menggunakan tulisan braille. Akan tetapi, guru di sekolahnya tidak memiliki keterampilan membaca atau menulis dalam huruf braille. Sungguh disayangkan memang. Namun, Salsa tetap berusaha melaksanakan tugasnya sebagai pelajar dengan baik.
Salsa sangat menyukai pelajaran matematika meskipun ia mengalami kesulitan di beberapa materi. Karena ada materi yang membutuhkan media pembelajaran visual yang seharusnya dimodifikasi ke dalam media taktil (peraba). Namun, jarang sekali gurunya memberikan apa yang dibutuhkan Salsa. Dengan segala kelemahannya, Salsa memiliki keinginan untuk menjadi guru matematika. Cita-cita yang sangat mulia dengan alasan Salsa ingin teman-teman tunanetra lainnya mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Salsa dan Dea yang masih berkomunikasi sampai saat ini, terkadang mereka berbincang mengenai materi pembelajaran dan metode yang diajarkan oleh gurunya satu sama lain. Namun, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dea dan Salsa, sama-sama memiliki keyakinan bahwa kemandirian akan mempermudah mereka di kemudian hari. Kebiasaan dilayani merupakan bentuk pelemahan diri. Oleh karena itu, mereka memilih untuk mandiri. Meskipun mereka mengalami ketunaan sedari kecil, mereka sangat berharap orang-orang di sekitarnya membantu untuk melihat dan memperlakukan mereka seperti orang normal pada umumnya. Jangan sampai bantuan yang diberikan semakin mempersulit mereka. Dea dan Salsa tidak ingin hidupnya dilemahkan oleh kata “kasihan”.
TRAILER SEJAUH KUMELANGKAH
- Dokumenter Pendek
- Produksi: Indonesia, USA
- Tahun produksi: 2018-2019
- Tanggal rilis: 6 September 2019
- Produser/sutradara: Ucu Agustin
- Total durasi tayang: 34,26 Menit
- Format: Full HD
- Aspect ratio: 16:9
Orthopedagog