HELLOMOTION HIGH SCHOOL SUDAH SIAP UNTUK KEMBALI KE SEKOLAH
Setelah sekian kali lama, sekolah hening dari aktivitas canda tawa siswa dikarenakan pandemi COVID-19. Pemerintah mulai membuat kebijakan adanya pembelajaran tatap muka terbatas untuk sekolah mulai dari jenjang PAUD hingga Sekolah Menengah. Melalui Surat Keputusan Bersama 4 Menteri, untuk wilayah-wilayah yang sudah mencapai PPKM level 3 diperbolehkan mengadakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Termasuk dalam hal ini provinsi Banten dan Kota Tangerang Selatan sudah bisa mengadakan hal tersebut.
Menyikapi hal tersebut, ini menjadi angin segar tersendiri bagi siswa SMA HelloMotion. Bagaikan air di tengah dahaga, banyak yang menginginkan untuk dapat segera bertemu dengan teman-teman yang selama ini hanya bisa ditatap melalui layar virtual. Beberapa juga masih mengkhawatirkan akan terjadinya klaster baru di sekolah akibat dilaksanakannya PTMT ini. Maka dari itu, kebijakan PTMT ini menjadi pilihan bagi orang tua dan murid. Jika orang tua tidak mengijinkan putra-putrinya untuk mengikuti PTMT, maka sekolah menyediakan fasilitas pembelajaran jarak jauh sama seperti yang telah dilakukan selama ini.
SMA HelloMotion pun kemudian menyambut kebijakan ini dengan mempersiapkan atribut beserta alat yang dibutuhkan untuk penerapan protokol kesehatan secara ketat. Kita tidak boleh gegabah dengan mengabaikan faktor kesehatan ini. Bahkan formulir skrining dari dinas kesehatan dan dinas pendidikan harus terpenuhi. Tidak kalah pentingnya dari prokes, maka keterampilan mengajar guru serta peralatan yang dibutuhkan untuk hybrid learning juga dipersiapkan. Semua dilakukan demi menjaga kesehatan seluruh warga sekolah dan tetap bisa memberikan layanan prima kepada siswa yang masih harus ikut pembelajaran di rumah. Simulasi pembelajaran dan pembuatan jadwal pembelajaran pun dilaksanakan. Untuk sementara, SMA HelloMotion menerapkan 1 kali dalam seminggu siswa melaksanakan PTMT.
Melihat pelaksanaan PTMT yang sudah dilakukan di minggu awal, terlihat siswa begitu antusias. Benar-benar tampak seperti siswa baru yang saling belum berkenalan. Padahal mereka sudah saling berinteraksi lewat aplikasi zoom selama satu tahun lebih. Sepertinya memang terasa berbeda, antara tatap muka secara langsung dengan tatap muka virtual. Pada saat pembelajaran jarak jauh, banyak siswa yang hanya menampakkan separuh wajah atau bahkan seringkali off camera, sehingga ikatan yang terjalin di antara mereka menjadi belum kuat.
Sedikit berbeda dengan pembelajaran yang ada ketika guru harus dapat membagi perhatian antara siswa yang ada di sekolah dan yang ada di rumah. Meskipun sudah difasilitasi dengan face tracker camera, sepertinya masih butuh pembiasaan dalam hal porsi perhatiannya di keduanya. Ada beberapa kendala di masa uji coba, di antaranya kendala device dan koneksi internet yang awalnya tidak jadi masalah ini menjadi masalah utama saat harus menjalankan hybrid learning. Bagaimana guru harus natural seperti halnya mengajar di kelas, sementara yang di rumah juga tidak ketinggalan agar bisa berinteraksi dengan siswa yang berada di sekolah. Perlu banyak jam terbang sehingga semua akan menjadi sebuah kebiasaan.
Dari beberapa kasus di atas, SMA HelloMotion terus berbenah dan terus berusaha meningkatkan keterampilan guru dalam penguasaan media digital teknologi ini. Ada sebuah kalimat yang menarik yakni “Berubah atau Tergilas Perubahan”. Pandemi mengajarkan kita bahwa mau tidak mau kita dipaksa untuk berubah. Harus mampu menguasai teknologi digital. Pendidikan harus terus berjalan apapun kondisinya. Tidak boleh berhenti karena kendala jarak dan yang lainnya. Oleh karena itulah, SMA HelloMotion di masa transisi ini memberlakukan tidak hanya blended learning tetapi juga hybrid learning. Bravo SMA HelloMotion, yang senantiasa mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Alhamdulillah dalam 3 pekan pelaksanaan PTMT tidak ada catatan kasus yang didapati. Semua berjalan dengan baik. Kita semua berharap bahwa masa transisi ini segera berakhir dan meningkat menjadi masa new normal. Pelaksanaan PTM tidak lagi dibayangi rasa ketakutan akan tertular virus COVID-19. Pembelajaran dapat dijalankan di semua level dan semua daerah. Sehingga kekhawatiran akan terjadinya lost generation tidak terjadi.
Headmaster