THE FINAL PROJECT
Satu Angkatan,Puluhan Karya, Jutaan Inspirasi; Konstelasea
Semester ganjil bagi siswa SMA HelloMotion kelas XII adalah waktu yang sangat menegangkan. Mengapa demikian? Karena di semester lima ini, siswa akan membuat proyek besar yaitu final project. Final project atau proyek akhir ini merupakan salah satu prasyarat kelulusan dari SMA HelloMotion. Sehingga para siswa berusaha menampilkan karya terbaik mereka sebagai cerminan dari pembelajaran mereka selama bersekolah di SMA HelloMotion.
Final project kali ini mengusung tema Parallax (Paralaks) yang mengajak siswa untuk belajar melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pengertian paralaks sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni merupakan perubahan semu pada arah suatu benda yang disebabkan oleh perubahan letak pandang. Oleh karena itu, setiap karya siswa wajib memiliki unsur paralaks. Dimana siswa akan diajak untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan mengesampingkan paham diri sendiri. Dengan seperti itu, siswa akan terbiasa menyikapi permasalahan tanpa harus menghakimi orang lain yang memiliki pendapat berbeda.
Tema yang dipilih untuk final project ini tidak membatasi siswa untuk bebas berkreasi. Seluruh siswa memiliki hak dalam menentukan jenis karya yang akan mereka selesaikan. Karya siswa dalam final project tidak dibatasi hanya berdasarkan pelajaran khas HelloMotion seperti desain grafis, ilustrasi, animasi, fotografi dan film saja. Ada pula siswa yang memilih membuat karya melalui bidang sastra seperti novel dan buku bergambar serta melalui bidang seni musik.
Satu semester bukan waktu yang lama untuk bisa menyelesaikan karya yang luar biasa. Namun siswa SMA HelloMotion berusaha untuk menyelesaikan karya mereka tepat waktu dan sebaik mungkin. Karena banyak sekali rangkaian proses yang harus anak-anak lewati untuk dapat menyelesaikan final project ini. Mulai dari penyusunan project profile yang menjadi dasar penyusunan proposal karya. Setelah proposal disetujui dan mendapatkan pembimbing yang sesuai dengan bidang yang mereka pilih, maka proses produksi karya baru bisa dimulai. Karya yang telah diselesaikan akan mereka presentasikan dalam sidang final project, yang diuji oleh empat guru mata pelajaran khas, yaitu Pak Trada, Pak Wawan, Bu Salma, dan Pak Bani.
KESERUAN SIDANG
Sidang final project ini dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 November 2021 secara daring. Hari pertama merupakan kesempatan untuk kelas Konstelasea 1 dan keesokan harinya untuk kelas Konstelasea 2. Setiap siswa akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan karya mereka di hadapan penguji. Setelah melihat presentasi siswa, penguji akan mengajukan pertanyaan seputar karya serta proses pembuatan. Apabila ada yang dirasa perlu diperbaiki, maka penguji akan memberikan waktu untuk memperbaiki karya sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara siswa dan penguji.
Mumtaz AlKhwarizmi yang merupakan siswa angkatan Konstelasea mengatakan, “Ya jadi perasaan saya, awalnya dag dig dug serr karena saya takut ga lulus. Apalagi waktu riset saya sempat ngulang dua kali. Tapi setelah sidang Alhamdulillah saya lega. Dari FP ini saya bisa bagi waktu, ngejadwalin kerjaan saya, produktif (karena tiap hari ngerjain), lebih teliti juga, dan saya belajar tahan tahan emosi.”
Menurut Zahra Sahila Salsabila, ia cukup enjoy dengan sidangnya bahkan sangat menyukainya. Walaupun ia mendapatkan saran dan kritik, Zahra tetap merasa santai karena penyampaian dari penguji enak dan dapat diterima dengan baik. Penguji yang dinilai cukup tegas namun tetap santai membuat Zahra juga semakin suka akan pengalaman sidangnya kali ini.
Sidang final project yang santai namun tetap membuat jantung siswa berdetak lebih kencang ini bukan akhir dari proses. Seluruh siswa yang telah menyelesaikan dan merevisi karyanya selanjutnya akan melaksanakan pameran karya di akhir semester. Seluruh siswa memiliki andil dalam kegiatan pameran ini tanpa terkecuali. Jika penasaran dengan karya siswa kelas XII Konstelasea, silahkan bergabung dalam acara pameran yang berjudul Kon-exi.
Orthopedagog